Monday 15 December 2014

SAKSIKANLAH
GELAR SENI BUDAYA 2014
"PESONA KEDIRI BUMI PANJI"
KABUPATEN KEDIRI
19 - 20 DESEMBER 2014
Pkl 09.00-22.00 Wib
Pameran Produk Unggulan dan Kuliner
Jumat, 
19 Desember 2014
Pukul 19.00 - 22.00 Wib
Tari Bedaya Candra Kirana
Tari Golek Kencana, Tari Ketaman Asmara
Drama Tari 
"LEGENDA PANJI LARAS"
Sabtu
20 Desember 2014
Lomba Fashion Show Ibu dan Anak
Pkl.08,00-12,00
Pergelaran Jaranan Sentherewe
Pkl.12,00-15,00
Pergelaran LANGEN TAYUB
Pkl. 19,00-24,00
Tontonan Gratis Untuk Anda



Kediri Bumi Panji di Taman Budaya Jatim
 Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) ”Pesona Kediri Bumi Panji” dari Kabupaten Kediri diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Gentengkali 85 Surabaya tanggal 19 – 20 Desember 2014. Dalam acara ini ditampilkan berbagai seni pertunjukan dengan tema Cerita Panji. Hal ini sejalan dengan klaim yang dilakukan oleh Kabupaten Kediri sebagai “Bumi Panji”.
Sebagaimana diketahui, Cerita Panji adalah sastra lisan klasik yang berasal dari Jatim dan menyebar ke berbagai daerah hingga sejumlah negara. Cerita Panji secara umum berkisah mengenai percintaan Panji Asmarabangun dari kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji atau Candrakirana dari kerajaan Kadiri. Kisah cinta ini memiliki banyak varian dalam bentuk dongeng, cerita seni pertunjukan rakyat dan juga diabadikan dalam relief di sejumlah candi di Jatim. Dongeng Ande-Ande Lumut, Keong Mas, Timun Mas, Enthit dan Panji Laras adalah sebagian kecil dari varian Cerita Panji.
Tapi substansi dari cerita ini sebetulnya adalah kerinduan adanya penyatuan dua kubu (dalam hal ini dua kerajaan dan dua sosok manusia) yang sudah lama berpisah dan selalu berseteru tanpa ada ujung. Jadi bukan sekadar kisah cinta. Dalam konteks masa kini, Cerita Panji itu masih tetap relevan.
Karena cerita ini banyak mengambil setting kerajaan Kadiri maka kabupaten Kediri kemudian mengklaim sebagai Bumi Panji. Sementara Kota Kediri menyebut identitasnya sebagai Kota Panji.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Dr. Jarianto, MSi, menjelaskan, sesuai dengan temanya maka dalam GSBD ini disajikan seni terkait Panji, misalnya Bedaya Candra Kirana, Tari  Golek Kencono dan Tari Ketaman Asmoro Sekar Taji serta Pergelaran Drama Tari  “Legenda Panji Laras“ yang kesemuanya berlangsung hari Jum’at malam (19/12).
Hari kedua, Sabtu, acara dimulai sejak pagi, yaitu Lomba Peragaan Busana Ibu dan Anak Usia  PAUD, SD dan TK, Pergelaran  Jaranan  Senterewe, Pemutaran  Informasi Produk Unggulan dan penayangan selayang pandang Kabupaten Kediri serta ditutup dengan Pergelaran   “Langen  Tayub.” 
Tari Golek Kencana berkisah mengenai perebutan terhadap dua boneka emas dan perak dari Panji Inukertapati, yang diberikan kepada Galuh Ajeng dan Candrakirana. Panji memang sengaja menguji, boneka emas itu dibungkus dengan kain jelek dan sebaliknya boneka perak dibungkus bagus. Lantaran sifat dengkinya, Galuh Ajeng memilih boneka dengan bungkus bagus.
Tari Ketaman Asmara adalah karya tari yang menyajikan indahnya kisah cinta dua anak manusia. Kalau tidak hati-hati, mabuk asmara itu bakal mendatangkan petaka.
Sedangkan sendratari Panji Laras bercerita mengenai sosok Panji Asmarabangun yang sudah menjadi raja di Kediri dan hidup damai dengan permaisuri Dewi Candra Kirana. Namun ada saja yang berbuat usil hingga akhirnya Panji mengusir permaisurinya meski dalam keadaan hamil. Dewi Candra Kirana akhirnya melahirkan di hutan, sampai suatu saat anaknya bertanya siapa ayahnya.
Sebagaimana biasa, GSBD ini juga disertai pameran kerajinan dan produk unggulan Kabupaten Kediri serta bazar kuliner. Semua acara ini terbuka untuk umum, gratis, bahkan disediakan banyak door prize. menanti anda..

  









Monday 15 September 2014

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA PESONA BUDAYA BUMI REOG PONOROGO...

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA PESONA BUDAYA BUMI REOG PONOROGO...: SAKSIKANLAH  GELAR SENI BUDAYA DAERAH (Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya) PESONA BUDAYA BUMI REOG KABUPATEN...

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA PESONA BUDAYA BUMI REOG PONOROGO...

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA PESONA BUDAYA BUMI REOG PONOROGO...: SAKSIKANLAH  GELAR SENI BUDAYA DAERAH (Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya) PESONA BUDAYA BUMI REOG KABUPATEN...

GELAR SENI BUDAYA PESONA BUDAYA BUMI REOG PONOROGO

SAKSIKANLAH 
GELAR SENI BUDAYA DAERAH
(Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya)
PESONA BUDAYA BUMI REOG
KABUPATEN PONOROGO

Jumat, 19 September 2014
Pukul 19.00 - 22.00 WIB
TARI GEBYAR SALOKA
Sabtu, 20 September 2014
Pukul 09.00 - 23.00 WIB
Lomba Mewarnai Anak-anak Dengan Coklat
Pergelaran Reog Ponorogo
Campursari
Guyon Maton/Lawak Kabupaten Tuban

Kolaborasi Pergelaran Daerah Dengan Pameran Produk Unggulan Dan Kuliner
Hanya di
UPT.TAMAN BUDAYA
(JL.Gentengkali 85 Surabaya)

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PROVINSI JAWA TIMUR


Contact Person
Pendaftaran Lomba Mewarnai
Sapsiwi Widanarti (081)23293986
Bu Mamik (087)854425566

Tuesday 2 September 2014

WAYANG KULIT BANJARAN KAKRASANA

Saksikanlah

Pergelaran Periodik
WAYANG KULIT
Kabupaten Tuban
Dalang 

Tri Bayu Santoso

Lakon BANJARAN KAKRASANA

Sabtu,6 September 2014
Pukul : 19.00 Wib
Hanya di 
UPT.TAMAN BUDAYA
JL.Gentengkali 85 Surabaya

GRATISSS  LOOO...!!!



DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
 PROVINSI JAWA TIMUR

" MENGENAL SENI TRADISIONAL WAYANG KULIT "


Mengenal kebudayaan Jawa tidak akan terlepas dari mengenal seni tradisional wayang kulit yang masih digemari hingga sekarang. Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (kerbau, lembu atau kambing). Secara sejarah, wayang kulit terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.


Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.


-Bagaimana cara pertunjukan wayang kulit berlangsung? 
Tempat pertunjukan wayang ditata dengan menggunakan konsep pentas yang bersifat abstrak. Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putih dan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan wayang.


Ada seorang dalang yang memainkannya dan sekaligus menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, yang bisa dibilang sebagai penghibur terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa. Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan yang sedang dimainkan.


Sebuah pagelaran wayang semalam suntuk gaya Yogyakarta dibagi dalam 3 babak yang memiliki 7 jejeran (adegan) dan 7 adegan perang. Babak pertama, disebut pathet lasem, memiliki 3 jejeran dan 2 adegan perang yang diiringi gending-gending pathet lasem. Pathet Sanga yang menjadi babak kedua memiliki 2 jejeran dan 2 adegan perang, sementara Pathet Manura yang menjadi babak ketiga mempunyai 2 jejeran dan 3 adegan perang. Salah satu bagian yang paling dinanti banyak orang pada setiap pagelaran wayang adalah gara-gara yang menyajikan guyonan-guyonan khas Jawa.

Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih sebanyak 18 orang pendukung. Satu orang sebagai dalang, 2 orang sebagai waranggana, dan 15 orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara.

Rata-rata pertunjukan dalam satu malam adalah 7 sampai 8 jam, mulai dari jam 21.00 sampai jam 05.00 pagi. Bila dilakukan pada siang hari pertunjukan biasanya dimulai dari jam 09.00 sampai dengan jam 16.00. 
Narasi sang dalang akan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Wayang kulit dimainkan olah Ki Dalang di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Wayang biasanya mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut. Ki dalang juga dapat memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita juga diambil dari cerita Panji.

-Kisah Atau Lakon Yang Berbeda-
Setiap pagelaran wayang menghadirkan kisah atau lakon yang berbeda. Ragam lakon terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada perpustakaan wayang sedangkan pada lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.

Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda. Kini, juga terdapat buku-buku yang memuat lakon gubahan dan karangan yang selama ratusan tahun telah disukai masyarakat Abimanyu kerem, Doraweca, Suryatmaja Maling dan sebagainya. Diantara semua kitab tua yang dipakai, Kitab Purwakanda adalah yang paling sering digunakan oleh dalang-dalang dari Kraton Yogyakarta. Pagelaran wayang kulit dimulai ketika sang dalang telah mengeluarkan gunungan. 
Wayang kulit dipakai untuk memperagakan lakon-lakon dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana, dan itu sebabnya juga sering disebut Wayang Purwa.
Dalam pertunjukan wayang kulit, jumlah adegan dalam satu lakon tidak dapat ditentukan. Jumlah adegan ini akan berbeda-beda berdasarkan lakon yang dipertunjukkan atau tergantung dalangnya.

Sebagai pra-tontonan adalah tetabuhan yang tidak ada hubungannya dengan ceritera pokok, jadi hanya bersifat sebagai penghangat suasana saja atau pengantar untuk masuk ke pertunjukan yang sebenarnya.

-Pakem Pedalangan Sebagai Pedoman-
Sebagai pedoman dalam menyajikan pertunjukan wayang kulit biasanya seorang dalang akan menggunakan pakem pedalangan berupa buku pedalangan. Namun ada juga dalang yang menggunakan catatan dari dalang-dalang tua yang pengetahuannya diperoleh lewat keturunan. Meskipun demikian, seorang dalang diberi kesempatan pula untuk berimprovisasi, karena pakem pedalangan tersebut sebenarnya hanya berisi inti ceritera pokok saja. Untuk lebih menghidupkan suasana dan membuat pertunjukan menjadi lebih menarik, improvisasi serta kreativitas dalang ini memegang peranan yang amat penting.

-Warna Rias Wajah Memiliki Arti Simbolis-
Warna rias wajah pada wayang kulit mempunyai arti simbolis, akan tetapi tidak ada ketentuan umum di sini. Warna rias merah untuk wajah misalnya, sebagian besar menunjukkan sifat angkara murka, akan tetapi tokoh Setyaki yang memiliki warna rias muka merah bukanlah tokoh angkara murka.

Jadi karakter wayang tidaklah ditentukan oleh warna rias muka saja, tetapi juga ditentukan oleh unsur lain, seperti misalnya bentuk (patron) wayang itu sendiri. Tokoh Arjuna, baik yang mempunyai warna muka hitam maupun kuning, adalah tetap Arjuna dengan sifat-sifatnya yang telah kita kenal. Perbedaan warna muka seperti ini hanya untuk membedakan ruang dan waktu pemunculannya.

Arjuna dengan warna muka kuning dipentaskan untuk adegan di dalam kraton, sedangkan Arjuna dengan warna muka hitam menunjukkan bahwa dia sedang dalam perjalanan. Demikian pula halnya dengan tokoh Gatotkaca, Kresna, Werkudara dan lain-lain. Perbedaan warna muka wayang ini tidak akan diketahui oleh penonton yang melihat pertunjukan dari belakang layar.

--Alat Penerangan Terus Berkembang-
 Alat penerangan yang dipakai dalam pertunjukan wayang kulit dari dahulu sampai sekarang telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi. Dalam bentuk aslinya alat penerangan yang dipakai pada pertunjukan wayang kulit adalah blencong, kemudian berkembang menjadi lampu minyak tanah (keceran), petromak, sekarang banyak yang menggunakan lampu listrik.
Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit selain merupakan sarana hiburan juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat seperti: bersih desa, ngruwat dan lain-lain.

-Mendapat Pengakuan Internasional-
Wayang kulit telah mendapat pengakuan secara internasional. UNESCO telah mengakui pertunjukan wayang kulit pada tanggal 7 November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Semoga saja wayang kulit yang sangat indah ini tidak lapuk dimakan jaman. Semoga wayang kulit tetap menjadi pedoman dan filosofi kehidupan. Semoga wayang kulit tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan. 


Monday 11 August 2014

UPT Taman Budaya Jawa Timur: HADIRILAH..!!!GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014( Penge...

UPT Taman Budaya Jawa Timur: HADIRILAH..!!!GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014( Penge...: HADIRILAH..!!! GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 ( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya ) KHARISMA BUMI WALI KABUP...
HADIRILAH..!!!
GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014
( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya )
KHARISMA BUMI WALI
KABUPATEN GRESIK
Jumat,22 - 23 Agustus 2014
Hanya di
UPT.TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR
JL.Gentengkali 85.

GRATIISS LOO....!!!

Ada Pameran Produk Unggulan dan Kuliner Lhooo....!!!
Acara ini Bebas untuk Semua Kalangan Masyarakat
dari Dewasa..Remaja..Hingga Anak-anak
Jangan Lupa Datang Yaa..Kami Tunggu...!!

Sunday 3 August 2014

GUMEBYAR BUMI LAWADAN Kabupaten TULUNGGUNG

Kunjungilah
Gelar Seni Budaya Daerah 2014
(Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya)
GUMEBYAR BUMI LAWADAN
Kabupaten Tulungagung
Jumat 8-9 Agustus 2014

Hanya Di
UPT.Taman Budaya Jawa Timur
Jl.Gentengkali 85 Surabaya
Gratiiis Looo....

Monday 16 June 2014

TREKAH TRAH BUMI AGENG GALEK...Jum'at,20 Juni - Sabtu, 21 Juni 2014 UPT.Taman Budaya Jatim.

GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014
( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya )
TREKAH TRAH BUMI AGENG GALEK
Kabupaten Trenggalek
Jumat, 20 Juni 2014 - Sabtu, 21 Juni 2014
Hanya Di 
UPT Taman Budaya Jawa Timur
JL.Gentengkali 85 Surabaya

GRATIS Looo...!!!

Thursday 15 May 2014

UPT Taman Budaya Jawa Timur: TUBAN BUMI WALI SPIRIT OF HARMONY

UPT Taman Budaya Jawa Timur: TUBAN BUMI WALI SPIRIT OF HARMONY: Saksikan Dan Hadirilah GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 ( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbas...

TUBAN BUMI WALI SPIRIT OF HARMONY

Saksikan Dan Hadirilah
( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya )
TUBAN BUMI WALI SPIRIT OF HARMONY
Kabupaten
TUBAN
Jumat,23 Mei 2014
Pergelaran Sendratari "SANG AULIA"
Sabtu,24 Mei 2014
Pukul : 08.00-12.00
Lomba Parade Band Remaja
Pergelaran Band "SAPTA PESONA"
Pukul : 19.00-01.00
Pergelaran "LANGEN TAYUB"

(23-24 Mei 2014, Pukul : 09.00-24.00)
Pameran Produk Unggulan Dan Kuliner
DOORPRIZE menarik menanti anda...!!

Nonton Pergelaran Pulang Membawa
DOORPRIZE
 Gratiiiss..Looo...!!!

Thursday 3 April 2014

GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 SUNRISE OF JAVA KABUPATEN BANYUWANGI

Pentas Janger dari Kota Gandrung
 Seni Pertunjukan Janger dari Banyuwangi akan mementaskan lakon Ampak-Ampak Bayuyang mengisahkan asal-usul kerajaan Macan Putih. Sekilas pertunjukan ini memang bergaya Bali meski berbahasa Osing dan Jawa, namun justru menjadi salah satu kebanggaan kota berjuluk Sun Rise of Javaini. Pentas Janger ini digelar di Taman Budaya Jawa Timur (TBJT), Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Sabtu malam (12/4).
Sebelumnya, Jum’at malam (11/4) di tempat yang sama digelar Sendratari dengan lakon Ngrandu Ndaruyang mengisahkan kisah asmara Patih Bajul Sengoro yang gagal merebut hati puteri Menak Sembuyu bernama Sekar Dalu. Bajul Sengoro memperalat Tukang Sihir untuk menyebarkan penyakit,namun gagal mengobati Sang Puteri meski sudah menyamar sebagai Dukun Pengobatan. Adalah Syech Maulana Ishak yang kemudian berhasil menyembuhkan dan dinikahkan dengan Sang Puteri.

Dua pentas besar ini menandai Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) yang merupakan acara rutin TBJT dengan menampilkan potensi seni budaya dari berbagai daerah di Jatim secara bergantian., acara ini dipersiapkan dengan matang untuk menunjukkan kekayaan seni budaya Banyuwangi,” 
 Bukan hanya kesenian, namun juga disajikan berbagai seni kerajinan, dan juga bazar kuliner selama dua hari serta Pemutaran Informasi Produk Unggulan dari Kota Gandrung ini.

Kesenian lain yang juga khas Banyuwangi, adalah Tari Jejer Gandrung, disajikan hariJum'at, (11/4) serta Patrol, Terbang Kuntulan dan Tari  Jak'ripah. Disamping itu juga dimeriahkan oleh seni pertunjukan Jaranan, Tari Jinggo Yudo, Lagu Sumberwangi, Tari Kembang Goyang dan juga Lagu Tutupe Wirang.

Pergelaran Janger tersebut di atas dimulai ketika Mas Snepo Handoyo Kusumo menyerahkan mahkota kebesarannya secara ikhlas kepada adiknya, Prabu Mas Wilobroto. Kemudian dia memilih keluar dari istana beserta 40 punggawa menuju Bujuk Bayu Lor. Atas peristiwa itu Mas Snepo Handoyo Kusumo mendapat julukan Prabu Mas Tawangalun. Namun masyarakat merasa tertekan dan tertindas oleh kepemimpinan Prabu Mas Wilobroto, dan  meninggalkan desanya  mengikuti Prabu Mas Tawangalun.

Atas kondisi ini Mas Wilobroto naik pitam dan memerintahkan  adiknya Mas Ayu Tunjungsari dan anaknya sendiri, Wilotaruno untuk menyerang Mas Tawangalun.  Namun mereka gugur di tangan prajurir Tawangalun.  Mas Wilobroto lantas memimpin sendiri pasukannya menyerang Bujuk Bayu Lor, namun juga tewas.

Setelah bertapa, Mas Tawangalun mendapatkan wisik agar mengikuti arah berjalan macan putih dan harus mendirikan pusat kerajaan baru dimana macan putih itu berhenti. Di dekat tempat menghilangnya macan putih itu kemudian Mas Tawangalun mendirikan kerajaan Macan Putih yang kini menjadi wilayah desa masuk Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

SAKSIKANLAH
GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014
SUNRISE OF JAVA
Kabupaten Banyuwangi

Hanya Di
UPT.Taman Budaya Jawa Timur
JL.Gentengkali 85 Surabaya

GRATIISSSS LooOOO...!!!


Monday 24 March 2014

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 KRIDHANING BUDAYA BU...

UPT Taman Budaya Jawa Timur: GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 KRIDHANING BUDAYA BU...: GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 (Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya) KRIDHANING BUDAYA BUMI ANJUK LADANG Kabup...

GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014 KRIDHANING BUDAYA BUMI ANJUK LADANG


GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014
(Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya)
KRIDHANING BUDAYA BUMI ANJUK LADANG
Kabupaten NGANJUK

Thursday 27 February 2014

HASIL FESTIVAL DALANG JAWA TIMUR TAHUN 2014 DI UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR


HASIL FESTIVAL DALANG JAWA TIMUR TAHUN 2014 DI UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR






1. KAB. MOJOKERTO

2. KAB. BLITAR

3. KAB. BOJONEGORO

4. KAB. TRENGGALEK

5. KAB. NGAWI

6. KAB. PACITAN

7. KAB. BANYUWANGI

8. KAB. SIDOARJO

9. KAB. PONOROGO

10. KAB. MADIUN

Saturday 22 February 2014

SINTA GIRINDRA

SAKSIKANLAH
Pergelaran Wayang Orang
SINTA GIRINDRA
Minggu,23 Februari 2014
di
Gedung Cakdurasim
UPT.Taman Budaya Surabaya
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata 
Provinsi Jawa Timur



Thursday 13 February 2014

GELAR SENI BUDAYA DAERAH KABUPATEN NGAWI 2014

Saksikan Dan Hadirilah 
Pameran Produk Dan Kuliner
GELAR SENI BUDAYA DAERAH 2014
( Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Dan Budaya )
BIWARANING JAGAT AWI
Kabupaten NGAWI
Jumat,21 Pebruari 2014 - Sabtu,22 Pebruari 2014
Hanya di
UPT.TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR
JL.Genteng kali 85 Surabaya
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PROVINSI JAWA TIMUR
( Lomba Mewarnai Anak Bisa Menghubungi (031)5342128)
Pertunjukannya Seru
GRATISSS Loooo...!!!


Kejayaan kerajaan besar Majapahit konon berakhir di Ngawi. Raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V, dipercaya menghilang di Alas Ketonggo yang berada di wilayah Ngawi sekarang. Bagaimana kisah sejarah ini dikemas dalam sebuah pertunjukan kesenian, dilakukan oleh Pemkab Ngawi dalam acara Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Jumat, 21 Februari 2014, pukul 19.00.Wib
“Meskipun ini acara rutin di TBJT namun tetap menarik karena selalu mengedepankan potensi seni budaya dan pariwisata masing-masing daerah di Jawa Timur sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat, “potensi dari Kabupaten Ngawi yang kali ini mendapat giliran pantas diapresiasi sebab banyak kesenian di Ngawi yang bagus, unik serta perlu dipromosikan sebagai atraksi wisata Jawa Timur.”
GSBD kali ini bertema “Biwaraning Jagad Awi” dibuka sejak Jumat sore dan berakhir Sabtu tengah malam (22/2). Acara dibuka dengan Tari Tolak Sengkala atau Kalis Rubedo, yang merupakan ungkapan tolak balak. Tarian ini menghadirkan properti sapu lidi dan tampah yang masing-masing punya makna simbolis. Sapu Lidi dimaksudkan untuk menggambarkan sarana membersihkan segala perbuatan dan sifat tercela. Sedangkan makna Tampah menggambarkan wadah untuk mencapai kesepakatan bersama di masyarakat serta kebulatan tekad untuk mencapai tujuan.
Setelah penyajian lagu-lagu daerah Ngawi, disuguhkan pertunjukan utama hari Jumat malam, berupa fragmen berjudul “Palenggahan Agung Srigati.“ Pertunjukan ini mengisahkan Prabu Brawijaya V yang sedih karena Majapahit sedang diserang oleh Prabu Girindrawardana dari Kediri. Kemudian Prabu Brawijaya mengasingkan diri ke Alas Ketonggo di lereng Gunung Lawu, dan di sinilah Raja Majapahit terakhir itu melepaskan semua atribut kerajaannya dan dipercaya mukso alias menghilang.
Hari Sabtu pagi, diisi dengan acara Lomba Mewarnai anak, siang harinya digelar Reog Ngawi, dan malam harinya ditutup dengan Langen Tayub yang berlangsung hingga tengah malam. Tayub adalah tari pergaulan yang pada mulanya berkaitan sebagai ungkapan rasa syukur sehabis panen dan erat kaitannya dengan semangat gotongroyong di masyarakat.
Selama acara berlangsung, juga disajikan Pameran Produk Unggulan Kabupaten Ngawi berupa seni kerajinan, bazaar kuliner khas, dan pemutaran informasi potensi seni budaya dan pariwisata. 

KAMI TUNGGU KEDATANGAN ANDA
SALAM BUDAYA




Tuesday 4 February 2014

PERGELARAN PERIODIK WAYANG KULIT SEMALAM SUNTUK SENGKUNI MAHA JULIK


PERGELARAN PERIODIK WAYANG KULIT SEMALAM SUNTUK
Lakon : SENGKUNI MAHA JULIK
Dalang : Ki Dwi Arto Yuwono
            Kab (Banyuwangi)
  Sabtu 8 Februari 2014
 Pukul 19.00 Wib
   Hanya Di 
UPT.TAMAN BUDAYA 
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PROVINSI JAWA TIMUR
JL.Genteng kali 85 Surabaya

Gratissss Looo...!!!


Tuesday 21 January 2014

AGENDA KEGIATAN SENI BUDAYA UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR 2014

AGENDA KEGIATAN SENI BUDAYA 
UPT.TAMAN BUDAYA  2014
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TIMUR
JL.Gentengkali 85 Surabaya Telp/Fax : (031) 5342128 Email         : tamanbudayajatim@yahoo.co.id
                                                                                                   upttamanbudayajatim.blogspot.com


Thursday 9 January 2014

PERGELARAN PERIODIK WAYANG KULIT Semalam Suntuk

Saksikanlah 
PERGELARAN PERIODIK 
WAYANG KULIT 
Semalam Suntuk
Lakon
"BANJARAN DASAMUKA"
Dalang
Ki Putut Puji Agus Seno
 Kab. Magetan
Sabtu,18 Januari 2014
Pukul,19.00 Wib
Di 
Pendopo Jayengrono
Halaman 
UPT.TAMAN BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR
JL.Genteng kali 85 Surabaya

Gratiisss Looo....!!!